Selasa, 25 September 2012

KAPPI ’66 Setuju ‘Parliamentary Threshold’ 3,5 Persen



IPOSnews, 25/9 (JAKARTA) – Penetapan ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 3,5 persen sebagaimana diusulkan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie, mendapat dukungan Forum Keluarga Besar Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia 1966.

“Pernyataan Marzuki Alie ini sangat visioner dan penting buat masa depan Indonesia dalam konstruksi sistem presidensial,” kata Ketua Forum Keluarga Besar Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia 1966  (FKB KAPPI ’66), Bambang Heryanto di Jakarta, Selasa.

Ia menegaskan, syarat 15 persen pada Pemilu sebelumnya terlalu tinggi, tidak demokratis, dan sarat politik dagang sapi. Apalagi jika “presidential threshold” dinaikkan menjadi 20 persen, sehingga jelas-jelas menonjolkan oligarki partai-partai di DPR RI.

Bambang menyatakan usulan Marzuki Alie agar “presidential threshold” disamakan dengan “parliamentary threshold” 3,5 persen. sehingga membuka ruang yang luas bagi anak-anak bangsa untuk menjadi pemimpin nasional.

Kamis, 19 Juli 2012

GEMA KAPPI DUKUNG PRABOWO UNTUK RI 1


Melalui ajang bernama Pertemuan Nasional IV, sejumlah aktivis angkatan ’66 yang tergabung dalam FKB KAPPI (Forum Keluarga Besar Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia) menyatakan dukungan terhadap Prabowo Subianto untuk maju sebagai Presiden Indonesia pada Pemilu 2014 mendatang. Bertempat di Aula Padepokan Pencak Silat TMII, Selasa (17/7/2012) malam, sejumlah generasi muda yang tergabung  dalam GEMA KAPPI ’66 pun melontarkan hal senada dengan para senior mereka. Seorang pria bernama Anhar maju ke podium untuk membacakan pernyataan sikap. Anhar yang merupakan pentolan GEMA KAPPI itu memaparkan sejumlah opini terkait situasi nasional yang miris dalam kepemimpinan yang tidak tegas. Dalam pandangan Anhar, sebauh bangsa tidak mungkin berubah tanpa permufakatan seluruh pihak, ‘perubahan tidaklah datang ujug-ujug’, ujarnya. Anhar menyerukan bahwa seluruh bangsa harus urun rembug dalam permufakatan untuk keadaan yang lebih baik, ini juga yang menginspirasikan acara malam itu diberi tema ‘Rekonsiliasi untuk Perubahan’. Sebagai ketua GEMA KAPPI, dari atas podium, Anhar menyerukan kepada sekitar seribu orang yang hadir bahwa untuk memastikan perubahan itu kearah yang lebih baik, maka ‘tiada kata lain, Prabowo harus jadi Presiden’, teriaknya berapi-api. (Okky Tirto)

Jumat, 18 Mei 2012

SIARAN PERS FKB-KAPPI ’66 : AKAN GELAR PERTEMUAN NASIONAL KE-IV DALAM WAKTU DEKAT


Ketika guncangan krisis moneter di tahun 1997 melebar mnjadi krisis multidimensi, muncul generasi muda yang disebut Angkatan 1998 memperjuangkan tuntutan rakyat yang berjudul : “Reformasi”. Suatu judul yang tentunya bagi sebagian besar rakyat Indonesia waktu itu merasa asing karena memang tidak mengerti apa terjemahannya yang tepat ke dalam bahasa Indonesia.

Yang rakyat mengerti adalah hanya untuk tujuan melengserkan Presiden Suharto yang kelewat lama memimpin republik ini, dengan menggunakan tuntutan amandemen UUD 1945. Selebihnya seperti bubarkan Dwifungsi ABRI; tegakkan demokrasi, hak azasi manusia (HAM) dan supremasi hukum, sepertinya merupakan tuntutan pada domain akademik. Sebab yang sebagian besar rakyat ketahui ABRI (TNI dan Polri) adalah lahir dari, oleh dan untuk rakyat. Ikhwal demokrasi dipahami ada butir keempat Pancasila, yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. Ikhwal HAM ada butir kemanusiaan yang adil dan beradab, butir kedua Pancasila, yang bukan saja harus menegakan hak yang adil tetapi juga menegakkan kewajiban yang beradab. Ikhwal supremasi hukum ada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, butir kelima Pancasila, yang pada hakikatnya hukum untuk keadilan dan keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.