Minggu, 03 Februari 2013

Akbar Tanjung Berharap Eksponen KAPPI Mengkoreksi Amandemen UUD 1945


Ditengah kesibukan Akbar Tandjung, Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar itu yang juga Tokoh Angkatan 1966, menyempatkan hadir juga dalam acara pelantikan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Forum Keluarga Besar Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia Angkatan 1966 (FKB KAPPI ’66) DKI Jakarta yang diadakan di Aula Dindikti, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Sabtu (2/2).

Akbar yang datang terlambat itu kemudian didaulat oleh Ketua DPD FKB KAPPI ’66 DKI Jakarta Hj. Sheila AZ. dan Ketua Umum BPP Generasi Muda (GM) FKB KAPPI ’66 Anhar Nasution untuk memberikan wejangannya. Dengan mantap doktor ilmu politik UGM ini menyatakan, bahwa Tritura (tiga tuntutan rakyat) masih tetap relevan untuk terus diperjuangkan oleh Angkatan 66.

“Secara ideologi tura pertama bubarkan PKI adalah tuntutan kita untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Tura kedua turunkan harga, adalah tuntutan kita agar harga-harga bahan pokok dapat terjangkau daya beli rakyat, sehingga hidup rakyat menjadi sejahtera. Dan tura ketiga retool kabinet 100 menteri, adalah tuntutan kita agar roda pemerintahan dapat berjalan dengan effektif dan efisien” tutur Akbar Tandjung yang mantan Ketua DPR.

Menurut Akbar yang tergolong politikus piawai hingga saat ini, bicara tentang amandemen UUD 1945 yang sudah dilakukan empat kali dari tahun 1999 hingga tahun 2002, sebagai buah dari perjuangan reformasi, jika oleh rakyat dari amandemen yang dihasilkan itu pada realitanya tidak menghasilkan sesuai harapan rakyat. Akbar berharap agar Angkatan 66, khususnya eksponen KAPPI, bisa juga melakukan koreksi kembali terhadap amandemen UUD 1945 itu. “Ada momentum untuk Angkatan 66, khususnya eksponen KAPPI, untuk melakukan koreksi terhadap amandemen UUD 1945 yang tidak lagi menciptakan harapan rakyat, sebagaimana kita dulu mengoreksinya dengan memperjuangkan suara rakyat melalui Tritura” kata Akbar yang dikenal juga tokoh KNPI dan Kelompok Cipayung ini.

Hadir dalam pelantikan DPD FKB KAPPI ’66 DKI Jakarta antara lain Ketua Umum BPP FKB KAPPI ’66 Bambang Heryanto, Ketua Umum IKB Lasjkar ARH ’66 Hendrik Pasaribu, Wakil Ketua Umum KKB ’66 Binsar Effendi Hutabarat, Ketua Umum Lintasan ’66 Teddy Syamsuri, dan kehadiran Pendiri KAPPI tahun 1966 Sjahril Dardja. Dengan nada tinggi yang heroik dan patriotik meski dalam usianya yang mendekati 70 tahun, Sjahril Dardja dalam sambutannya mengetuk para aktivis KAPPI dan generasi muda penerusnya untuk tidak pernah lelah sepanjang masih diberkati nafas untuk terus berjuang menegakkan keadilan dan kebenaran yang hakiki. “Jangan pernah gentar untuk berjuang demi tegaknya keadilan dan kebenaran, ini adalah spirit perjuangan kita sejak tahun 1966”.

Sjahril yang menyatakan bahwa pendiri KAPPI yang masih hidup tinggal tiga orang dari jumlah sembilan orang, antara lain dirinya, Rasuten Sihombing dan Zimmi Nata, bukan berarti api perjuangan KAPPI harus redup. “Sekarang ini malah dituntut untuk lebih keras berjuang, salah satunya mencari pemimpin nasional tahun 2014 yang benar-benar konsisten untuk mengemban amanat penderitaan rakyat melalui pemberantasan korupsi, memperjuangkan kekayaan sumber daya alam bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat, dan masih banyak lagi” kata Sjahril Dardja yang menjadi pendiri dari unsur GSNI.

Akbar Tandjung memang menaruh harapan kepada FKB KAPPI ’66 yang telah melakukan regenerasi dengan menghadirkan GM FKB KAPPI ’66 untuk menjadi estafet perjuangan Angkatan 66 yang sudah tercatat dalam perjalanan sejarah perjuangan bangsa. “Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi empat pilar kebangsaan ini harus tetap dijadikan tonggak perjuangan generasi penerus Angkatan 66, khususnya eskponen KAPPI” katanya. “Dan, silahkan mencari calon pemimpin dalam Pilpres 2014 yang diharapkan berjalan demokratis, sesuai dengan cara pandang dan penilaian yang juga demokratis dari kalian semua” pungkas Akbar yang dari partainya sendiri telah mengusung nama ketua umum Aburizal Bakrie (Ical) untuk capres 2014, namun Akbar dengan bijak tetap memperkenankan aktivis FKB KAPPI ’66 untuk memilihnya sesuai dengan pilihan dari hati nuraninya masing-masing. [seruu.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar