Minggu, 24 Maret 2013

KAPPI 66 : Kabinet 2014 nanti, 50 persennya Harus Anak Muda


Gonjang ganjing jelang pilpres 2014 mulai memanas, sejumlah nama kandidat presiden mulai digadang-gadang ke ruamg publik. Dinamika politik yang terus menggeliat ini, seyogyanya berproses konstruktif, sebagai proses seleksi politik yang menghasilkan pemimpin Indonesia yang berkualitas. Dan tak  bisa dipungkiri lagi, suksesi 2014 ini, menjadi  tonggak dan babak penting regenerasi Politik yang sudah seharusnya berlangsung di republik ini.

Meski demikian,  sejumlah kritik muncul menyahuti proses Politik Indonesia kekinian. "Pemimpin saat ini lahir dari sistim politik transaksional, sehingga sulit mencari pemimpin yang benar-benar berpihak pada rakyat.

"Nah, karena itu, kita butuh pemimpin yang berani bertindak "out of box," yang tegas dan berpihak  pada masa depan Indonesia yang lebih lebih baik dan berkualitas." kata Bambang Heryanto, Ketua Forum Keluarga Besar (FKB) Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar ( KAPPI) 66, di sela-sela acara peringatan Hari Bangkit (Harba) KAPPI 66 ke 47, Sabtu (23/3), di gedung Bina Graha Pemprov Sumatera utara di  Jln. Diponegoro, Medan, Sumatera Utara, yang bertema, " dengan dilandasi jiwa dan semangat Tritura, generasi muda KAPPI  angkatan 66 Sumut, siap mempertahankan Pancasila, UUD 1945 secara murni dan konsekwen, serta NKRI seutuhnya."

Menurut Bambang Heryanto, para kandidat capres yang ingin maju di pilpres 2014 nanti, harus diuji komitmen dan keberpihakannya terhadap regenerasi kepemimpinan nasional di negeri ini.  "Mayoritas capres yang muncul ke permukaan belum jelas komitmennya terhadap masa depan politik Anak muda Indonesia," kata Bambang Heryanto.

Kongkritnya, tegas Bambang Heryanto, para capres itu harus punya "blue print" masa depan Indonesia yang jelas dan aplikatif di seluruh penjuru dan pelosok Indonesia. "Bahkan sebagai rakyat dan pemilik suara saat pilpres 2014 nanti, kita harus menuntut kepada semua capres yang maju di pilpres 2014 nanti, sekiranya terpilih jadi Presiden RI,  harus berani teken kontrak politik, untuk memberi porsi minimal 50 persen di kabinetnya diisi oleh anak muda usia antara 25-45 tahun," ujar Bambang Heryanto. (Syariful/rilis/BCS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar